KITAB RIYADHUS SHALIHIN
Demikian juga para sahabat Rasulullah telah
menghafal, mempelajari dan menulis Al Quran dan As Sunnah sedangkan Allah telah
bertanggung jawab dalam menjaga kitab-Nya yang mulia dan menjadikan orang-orang
yang menjaga dan memperhatikan As Sunnah An Nabawiyah sejak masa Rasulullah
sampai sekarang hingga hari kiamat nanti.
Kajian
hadits di Indonesia banyak ditemui di banyak masjid dan majelis taklim.
Biasanya, bentuk pembahasan hadits yang diajarkan oleh para ustadz adalah model
tematik hadits, yaitu dengan memilih tema-tema tertentu yang berisi beberapa
hadits, di mana satu hadits dengan yang lainnya saling melengkapi. Di antara
modul yang sering digunakan dalam kajian hadits adalah kitab Riyadhus Shalihin
karya Imam an-Nawawi. Nama lengkap kitab ini adalah Riyadhus Shalihin min
Kalami Sayyidil Mursalin. Para ulama, ada yang mengkategorikannya
sebagai kitab hadits sebab isinya didominasi oleh hadits. Ada juga yang
memasukkannya dalam kategori kitab tasawuf sebab coraknya yang bernuansa sufi
dilihat dari tema-tema yang dibahas di dalamnya.
Profil
penulisnya tidak asing lagi, yaitu Imam an-Nawawi yang memiliki nama lengkap
Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf. Kerap disebut al-Nawawi karena
dinisbatkan kepada tempat kelahirannya, yaitu Nawa, sebuah negeri yang masuk
dalam kawasan Syam. Baca Juga 7 Kitab Dasar yang Diajarkan di Pesantren
An-Nawawi lahir di desa tersebut pada Muharram 631 hijriah. Ia terkenal cerdas
sejak kecil karena kegigihannya dalam belajar, banyak waktunya digunakan untuk
membaca Al-Qur'an dan mendalami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pada tahun 676 Hijriah, an-Nawawi kembali ke Nawa pasca mengembalikan buku yang
dipijnjamnya dari badan wakaf. Selepasnya pulang, an-Nawawi jatuh sakit dan
wafat pada 24 Rajab. Umat Islam berbondong-bondong menyalatinya, termasuk para
murid dan gurunya. Kitab Riyadush Shalihin sendiri disusun dengan tema-tema
seputar akhlak atau dapat juga disebut tasawuf. Kitab ini diawali dengan
mukadimah yang singkat dan di dalamnya terdapat tujuan terkait penyusunan karya
ini yakni agar menjadi pedoman bagi mereka yang ingin mendekatkan dirinya
kepada Allah.
Dengan taufik dari
Allah, Sunnah Rasulullah menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan
tempat sehingga sempurnalah penjagaan, taqyiid dan
penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. Di antara
para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis As Sunnah
adalah Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy (631-676
H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah.
Beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi
bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam. Karya-karya beliau telah
mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama
sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya
beliau tersebut.
Di antara
karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua
kalangan adalah kitab “Riyadhus Shalihin”.
Hal itu terjadi setelah izin Allah, karena dua hal:
Pertama, isi
kandungannya yang memuat bimbingan yang dapat menata dan menumbuhkan jiwa serta
melahirkan satu kekuatan yang besar untuk berhias dengan ibadah yang menjadi
tujuan diciptakannya jiwa tersebut dan mengantarnya kepada kebahagiaan dan
kebaikan, karena kitab ini umum meliputi Targhib dan Tarhib serta kebutuhan seorang muslim dalam
perkara agama, dunia dan akhiratnya. Kitab ini adalah kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang menyentuh
aneka ragam aspek kehidupan individual (pribadi) dan sosial kemasyarakatan
dengan uslub (cara pemaparan) yang mudah lagi jelas yang dapat dipahami oleh
orang khusus dan awam.
Dalam kitab ini
penulis mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya seperti Shohih al-Bukhoriy, Muslim, Abu Daud, An Nasaa’i, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan
lain-lainnya. Beliau berjanji tidak memasukkan ke dalam bukunya ini kecuali
hadits-hadits yang shohih dan beliau pun menunaikannya sehingga tidak
didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan menurut
pandangan dan ilmu beliau adalah shohih.
Kedua, tingginya
kedudukan ilmiah yang dimiliki pengarang Riyadhush Shalihin ini
diantara para ulama zamannya karena keluasan ilmu dan dalamnya pemahaman beliau
terhadap sunnah Rasulullah.
Kitab Riyadhush Shalihin ini memiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki kitab selainnya dari kitab-kitab Sunnah dan dia benar-benar
bekal bagi penasihat, permata bagi yang menerima nasihat, pelita bagi orang
yang mengambil petunjuk dan taman orang-orang sholih. Hal inilah yang menjadi
sebab mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan ulama sehingga mereka
memberikan syarah, komentar dan mengajarkannya di halaqoh-halaqoh mereka.
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, kitab ini termasuk
kitab yang paling banyak tersebar dan dimiliki sehingga kemasyhurannya telah
melangit dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan orang-orang khusus
dan awam, dan cukuplah (sebagai bukti) umumnya masjid menjadikannya sebagai
bahan bacaan yang dibacakan kepada makmum setelah sholat atau sebelumnya.
Imam Nawawi memberikan
keistimewaan dalam tertib dan pembuatan bab pembahasan, beliau membaginya
menjadi beberapa kitab dan kitab-kitab ini dibagi menjadi beberapa bab lalu
menjadikan kitab sebagai judul bagi hadits-hadits yang ada di dalam bab-bab
yang banyak dari satu jenis dan menjadikan bab sebagai judul bagi sekelompok
hadits yang menunjukkan satu permasalahan khusus.
Kitab ini terdiri
dari 17 kitab, 265 bab dan 1897 hadits, beliau membuka mayoritas babnya dengan
menyebut ayat-ayat dari Al Quran yang sesuai dengan pembahasan hadits yang ada
lalu membuat tertib dan bab yang saling berhubungan sehingga kitab ini bisa
mengalahkan selainnya dari kitab-kitab yang serupa dengannya. (Lihat Muqaddimah Syarhu Riyadhush Shalihin, karya: Syaikh Muhammad bin Sholih Al
Utsaimin, oleh: Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad
ath-Thoyaar, cetakan pertama tahun 1415/1995).
Inilah sekilas tentang kitab Riyadhus Shalihin.
Semoga pembahasan singkat ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Barakallahu
fiikum.
Akhirnya, tak ada gading yang tak retak dan tidak
ada seorang pun yang lolos dari kesalahan. Oleh karena itu tegur sapa dan
nasihat senantiasa diharapkan dan mudah-mudahan semua ini menjadi amal sholih
dan bekal yang baik menuju hari pembalasan.
Sukoharjo, 22
Desember 2006 Masehi
*******
Penulis: Ustadz
Kholid Syamhudi, Lc.
Sumber: Kumpulan tulisan ust. Kholid Syamhudi, Lc.
Dipublikasikan kembali oleh muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/144-sekilas-tentang-kitab-riyadhus-shalihin.html
Copyright © 2024 muslim.or.id
Dapatkan buku Riyadhus
Sholihin ini di toko buku IQRO bisa ke shoppe , serta dapatkan harga diskon dan
garansi asli 100% hanya di toko buku IQRO, kami juga melayani custom Alqur’an
untuk wakaf dan lainnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN
Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN Buku RIYADHUS SHALIHIN